Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > [Kilas Balik 2012] Tontowi Ahmad Pecahkan Kebuntuan di All England
27 Desember 2012
[Kilas Balik 2012] Tontowi Ahmad Pecahkan Kebuntuan di All England
 
 

Tiga puluh tiga tahun sudah Indonesia harus menunggu gelar juara ganda campuran All England kembali ke pangkuan bumi pertiwi. Tontowi Ahmad, pemain spesialis ganda campuran asal PB Djarum bersama pasangannya Liliyana Natsir kembali membuat gelar juara ganda campuran salah satu turnamen bulutangkis tertua, All England.

Menjadi juara All England menjadi prestasi terbesar yang ia raih di tahun 2012 ini. Dari lima gelar juara yang ia raih di tahun ini, rasanya All England menjadi gelar paling fenomenal. Sembilan tahun sudah Indonesia harus menunggu gelar juara di turnamen yang diselenggarakan di Birmingham, Inggris. Tontowi Ahmad meneruskan tradisi juara yang sempat terputus. Terakhir Indonesia meraih gelar juara pada tahun 2003 memalui pasangan ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto di tahun 2003.

Gelar  juara di All England rupanya menjadi kunci gelar juaranya yang lain di tahun ini, setelah gagal di dua turnamen permbuka di tahun 2012. Masih di medio Maret 2012 selepas kejuaraan All England, Tontowi bersama partnernya Liliyana Natsir meneruskan kejayaannya dengan meraih gelar juara Swiss Open Grand Prix Gold  2012. Ganda Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam masih bisa di kalahkan dalam dua game dalam partai final.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali merebut gelar untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Kali ini India menjadi tempat bagi mereka untuk menikmati gelar juara pada kejuaraan India Open Super Series 2012. Lagi-lagi pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam menjadi lawan di babak puncak. Kali ini pertandingan harus berkesudahan tiga game untuk pasangan Indonesia.

Sayang, di hadapan publik sendiri pasangan ganda campuran Indonesia ini gagal mempersembahkan gelar juara. Kali ini pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam yang biasa dikalahkan justru menang di partai final. Padahal di babak semifinal, Tontowi/Liliyana sempat mengalahkan pasangan tangguh asal China Xu Chen/Ma Jin.

Harapan yang tertumpu di pundaknya pada Olimpiade Beijing 2012 rupanya tak kuasa ia tanggung. Bermain cemerlang di babak awal, Tontowi justru kalah di babak-babak akhir. Tradisi medali emas dari cabang bulutangkis pada ajang Olimpiade akhirnya pun sirna.

Tak berselang lama ia pun bangkit. Di kejuaraan Indonesia Open Grand Prix Gold 2012, ia dan Liliyana Natsir berhasil menjadi kampiun. Hasil ini memperbaiki penampilannya di tahun 2011 yang menyerah dari pasangan senior Nova Widianto/Vita Marisa.

Dari dua turnamen seri Eropa yang di ikutinya, ia belum berhasil mempersembahkan gelar juara. Penampilan terbaiknya ada pada kejuaraan Denmark Open 2012 yang tampil sebagai runner up. Sementara pada kejuaraan Yonex French Badminton Open 2012, ia hanya berhasil menjadi perempat finalis.

Pada tour Asia, Tontowi mendapat tambahan gelar juara pada kejuaraan Macau Open Badminton Grand Prix Gold 2012. Di turnamen ini, ia bersama Liliyana selalu mempunyai prestasi manis. Mereka berdua mampu membuat hatrick dengan menjuarai kejuaraan dengan kategori Grand Prix Gold sebanyak tiga kali berturut-turut sejak tahun 2009.

Di tahun 2012 Tontowi menutup daftar peringkat dunia dengan menduduki peringkat 2 dunia di bawah pasangan China Xu Chen/Ma Jin. (AR)