Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Kapal Api Indonesia Open 2024] Disaksikan Para Dokter
07 Juni 2024
[Kapal Api Indonesia Open 2024] Disaksikan Para Dokter
 
 

Kejuaraan bulutangkis Kapal Api Indonesia Open 2024 bagaikan magnet yang menarik siapapun yang melihatnya. Tidak hanya para pecinta bulutangkis dari daerah Jakarta saja, para penggemar atau lebih tepatnya penggila bulutangkis dari daerah lainpun hadir menyaksikan pemain kelas dunia bertanding di Istora Senayan, Jakarta. Ada yang menarik diantara ribuan penonton yang memadati venue kebanggaan masyarakat Indonesia. Sederet penonton mengenakan seragam kaos bertuliskan Doctor Loves Badminton. Selidik punya selidik, ternyata mereka adalah para pencinta bulutangkis dari profesi dokter.

Para dokter menjadi penonton yang paling rajin hadir di setiap kejuaraan besar di Indonesia. Tahun lalu saat kejuaraan Indonesia Open 2023 mereka sudah duduk manis dideretan penonton kelas VIP. Pada ajang Daihatsu Indonesia Masters 2024 pun mereka nampak. Rupanya para dokter tersebut memiliki wadah dan menyebut diri sebagai “Doctor Badminton Lovers”. Ditemui ditengah-tengah pertandingan, Dr. Syarif Nur MKes, SpOG selaku leader menyebutkan jika anggota mereka merupakan para dokter dari berbagai disiplin ilmu yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Mereka terdiri dari dokter ahli bedah, dokter ahli kandungan, dokter anastesi, dokter ahli mata, dokter ahli paru dan juga lainya.

“Kami para dokter hampir dari seluruh Indonesia membentuk suatu komunitas dokter pecinta bulutangkis. Kami lebih dikenal dengan Doctor Badminton Lovers,” ujarnya. “Komunitas kami ada di grup WhatsApp (WA) dan Instagram,” sambungnya.

Rupanya komunitas ini sudah terbentuk hampir lima tahun yang lalu. Salah satu agenda besar mereka adalah hadir setiap dua kali setahun hadir menyaksikan kejuaraan bulutangkis akbar di Istora Senayan. Tujuannya tidak lain selain menyaksikan para atlet dunia bertanding dan juga menjadi pendukung pemain-pemain Indonesia.

Walau babak perempat final hanya ada empat wakil Indonesia, kami tetap datang untuk mendukung pemain Indonesia,” tambahnya. Tampil beda dari yang lain, datang dengan seragam berwarna rupanya ada tujuan tersendiri. “Kami selalu serius dan tampil eksentrik supaya komunitas kami dilihat dan dikenal masyarakat luas," ujar dokter yang berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

Upaya menyatukan minat yang sama, datang menjadi pendukung atlet Indonesia diawali dari komunikasi pada grup WA. Mereka menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Mulai dari memilih tanggal untuk cuti, jadwal berkumpul, jadwal keberangkatan dengan pesawat, lokasi penginapan sampai tanggal menonton pun mereka diskusikan bersama. Pembelian tiket secara on line atau yang sekarang lebih dikenal dengan “War Ticket” juga mereka jalani.

”Kami ga mau sampai ke Jakarta tidak dapat hotel, tidak dapat tiket masuk,” tutur dokter ahli kebidanan dan kandungan.

Mereka juga punya trik tersendiri agar bisa mendapatkan posisi duduk yang enak saat menonton. “Jam 5 subuh kami sudah tiba di istora untuk antri masuk. Pernah kami dulu harus sholat subuh dipelataran Istora. Kami juga punya jadwal shift untuk antri. Kadang shift pertama empat orang antri, lalu berikutnya. Karena antri di sini kan berlapis, mulai dari tukar tiket online sampai antri masuk,” katanya.

Buatnya keberangkatan menuju Jakarta harus dilalui dengan susah payah. Kurang lebih 24 jam baru bisa mendarat di kota yang dahulu menjadi ibukota negara Indonesia. Dari lokasi tempatnya bekerja harus diawali dengan naik kapal laut terlebih dahulu untuk mencapai daratan Sulawesi Selatan. Lanjut melalui perjalanan darat kurang lebih selama tujuh jam menuju kota Makassar. Dari Makassar baru terbang ke Jakarta.

“Kami menempuh perjalanan laut, darat dan udara untuk mencapai Istora. Hari pertama tiba di Jakarta langsung nonton,” ucapnya.

Hampir tidak ada hambatan berarti bagi para Doctor Badminton Lover. Umumnya keluarga yang ditinggalkan pun sudah mengerti akan hobi yang dijalaninya. “Suaminya pecinta bulutangkis, dari pada pecinta hal-hal yang negatif,” ucap pengagum Jonatan Christie.

Tidak lupa ia dan para dokter memberikan saran agar bulutangkis Indonesia kembali berjaya.

“Indonesia perlu berbenah karena kita sudah tertinggal jauh dengan negara lain seperti China, Malaysia dan Thailand. Kita harus banyak belajar. Semua komponen pendukung bulutangkis baik itu dari pengurus PBSI, pelatih, atlet semuanya harus membuka diri belajar bagaimana berdaya upaya bahu membahu menerima kritikan yang konstruktif sehingga kita bisa merajai kembali dunia bulutangkis. Jika perlu benchmarking ke China,” pungkas dokter yang juga aktif bermain bulutangkis. (AR)