Posturnya memang tidak begitu tinggi, tetapi kemampuannya di lapangan sudah tak usah diragukan lagi. Peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis itu bernama Willy Christanto. Bernomor punggung 0189, Willy sanggup terus melaju hingga menyisakan satu pertandingan akhir.
Usai lolos screening, belum ada atlet lain yang bisa membendung langkahnya. Sempat kalah 14-21 di game pembuka atas rekan satu klubnya di PB Garuda Mas, Mochamad Juldan, Willy berhasil meraih dua game berikutnya dengan skor meyakinkan 21-10 dan 21-11.
“Di game pertama saya belum panas, kalau di game kedua dan ketiga saya mencoba untuk bermain menyerang. Karena sudah tahu juga permainannya, kami latihan bersama dan kalau di latihan pun saya lebih sering menang,” ceritanya.
Dengan kemenangan ini, Willy akan melakoni pertarungan terakhirnya di Audisi Umum di GOR Lidya Djaelawidjaya ini. Ia akan berjumpa dengan pemain kidal asal Cianjur, M Nadzar Fauzi yang menang 21-4 dan 21-4 atas Jonatan Budi Kristanto.
Pertandingan ini pun dijadwalkan digelar Sabtu (13/6) mulai pukul 09.00 WIB. Dengan lolosnya Willy dan harus bertanding Sabtu pagi, Willy pun harus rela untuk tidak menghadiri pesta perpisahan di SDN Pengadilan 4, Tasikmalaya. “Sebenarnya Willy ada perpisahan hari Sabtu itu, tetapi karena audisi jadinya mungkin Willy tidak ikut,” ujar sang ibu, Mella Karmilla.
Putra satu-satunya pasangan Amin Christanto dan Milla ini pun menuturkan bahwa Audisi Umum lebih penting, dibanding menghadiri acara perpisahan di sekolahnya. “Tidak apa-apa, yang penting ikut audisi,” tuturnya singkat.
Kecintaan Willy kepada dunia bulutangkis tak datang dari orang tua seperti kebanyakan atlet lainnya. Willy mengaku mulai menekuni bulutangkis karena diajak oleh sang teman. “Diajak teman, awalnya tidak tahu apa itu bulutangkis. Tetapi setelah itu langsung berlatih di klub, dan suka sama bulutangkis. Idola saya Cheng Long,” ujar atlet yang lahir 13 Desember 2002 ini.
Mella pun menuturkan keikutsertaan Willy di Audisi Umum kali ini karena kesempatan untuk bisa bergabung dengan PB Djarum datang menghampiri tempat tinggal mereka. “Mumpung ada kesempatan, karena diadakannya di Tasik,” ujar sang ibu singkat.