Ivana Lie, satu diantara sekian banyak Srikandi Indonesia yang telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Melalui ayunan tangannya, Ivana Lie sanggup membelah dunia dengan prestasi. Hasil kerja keras yang ia jalani dengan setumpuk gelar juara, membuahkan namanya masuk dalam Hall of Fame dari PB Djarum.
Ivana lahir dan besar di Bandung. Dengan segala keterbatasan ekonomi yang melilit keluarganya, ia bisa membalikkan keadaaan. Bekal juara Porseni di Bandung, membuat Ivana kecil mendapat keringanan iuran sekolah. Ini yang menjadi motivasi terbesar baginya.
Karir cemerlangnya di bulutangkis mulai terkuak. Ivana mulai mengoleksi satu persatu gelar juara. Pada tahun 1979, Ivana memperoleh gelar juara dari kejuaraan Denmark Open. Di tahun yang sama, ia juga berhasil meraih medali emas tunggal putri pada ajang multi event Sea Games. Pada tahun 1980 ia dan rekannya Verawati Fajrin berhasil menciptakan All Indonesian Final pada nomor tunggal putri di kejuaraan dunia. Sayangnya ia hanya kebagian medali perak. Nama Ivana juga tercatat sebagai juara di kejuaraan Chinese Taipei Open sebanyak dua kali. Pertama kali ia dapat pada tahun 1982 dan yang kedua di tahun 1984.
Dari kejuaraan dalam negeri, ia pernah sukses mencetak double winner. Pada ajang Indonesia Open 1983, selain bisa menjadi juara tunggal putri, ia juga menggaet gelar juara ganda campuran bersama Christian Hadinata. Di tahun 1983 pula ia mempersembahkan medali emas tunggal putri untuk kontingen Indonesia pada ajang Sea Games.
Setelah juara ganda campuran Indonesia Open 1983, Ivana dan Christian menjadi juara lagi di tahun 1984. Ivana dan Christian juga membuat Indonesia memiliki medali emas di ajang Asian Games 1982. Prestasi yang tidak kalah cemerlangnya ia buat bersama Christian di kejuaraan World Cup 1985.
Tak hanya di ganda campuran, Ivana juga piawai bermain ganda putri. Dua nama yang biasa menjadi pasangan tetapnya adalah Verawati Fajrin dan Rosiana Tendean. Gelar juara China Open 1986 dan Indonesia Open 1986 menjadi bukti kekuatannya bersama dengan Verawati Fajrin. Kejayaannya di Indonesia Open dilengkapinya lagi bersama Rosiana Tendean pada tahun 1987.
Prestasinya yang lain adalah pada nomor beregu SEA Games. Ia dan rekan-rekannya yang lain mampu membawa pulang medali emas pada tahun 1979, 1981, 1983, 1985. Medali perak beregu Asian Games 1978 juga bisa ia bawa ke tanah air.