Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Turun di Dua Nomor, Siapa Takut?
30 Mei 2012
Turun di Dua Nomor, Siapa Takut?
 
 

Bulutangkis dikenal dengan pembagian dua nomor yakni tunggal dan ganda. Di masa perkembangan seorang atlet, tak aneh jika semuanya pernah menjadi pemain tunggal dan ganda sebelum akhirnya berkonsentrasi di satu nomor di kemudian hari.

Hal ini pun berlaku bagi atlet-atlet PB Djarum yang bermarkas di Kudus. Tak jarang mereka yang diaudisi untuk menjadi atlet tunggal, kemudian menjadi atlet ganda yang mapan. Seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang pernah ditempat di Kudus sebelum akhirnya ditarik ke Jakarta, dan kini menjadi salah satu kekuatan yang ditakuti di kelas taruna.
Sebelum dikonsentrasikan di satu nomor, biasanya atlet-atlet ini diuji di diikutikan ke kejuaraan dengan mengikuti dua nomor, tunggal dan ganda. Meski menjadi lebih berat, karena pertandingan yang dilakoni akan lebih banyak, tetapi hal ini tak menyurutkan semangat mereka untuk bertanding, terlebih mereka memang sudah terbiasa dengan latihan yang cukup padat di asrama.

Hal ini pun terjadi kepada atlet-atlet tunggal yang berlaga di Sinar Mutiara Cup XX Dunlop Open 2012. Dimana hampir semua atlet yang diturunkan, juga bermain merangkap. Seperti atlet-atlet di sektor tunggal remaja putra yang juga bermain di ganda remaja putra.

Loismalvin Christian dipasangkan dengan Wiranto, mereka bahkan menjadi penghuni unggulan pertama. Antonio Valyant diduetkan bersama putra dari Rusmanto Djoko Semaun pelatih PB Djarum, Erick Guntoro, serta Forverio Rivaldo turun bersama Langgeng Prakoso.



Di sektor pemula pun, dua atlet PB Djarum yang turun di tunggal dipasangkan yakni M Bagas Sisriatmaja dengan Keinth Chia. Tak jarang mereka yang berkonsentrasi di nomor tunggal ini, bisa mencuri perhatian dan mencuri kemenangan dari mereka yang terbiasa bermain ganda.

“Main ganda memang sudah tidak aneh, karena kan kalau latihan juga kadang suka main ganda, tapi mungkin tipe permainannya yang berbeda,” ujar asisten Pelatih, Maria Elfira beberapa waktu lalu.



Sementara Calvin, atlet yang pernah bermain 4 kali dalam jarak waktu yang berdekatan karena turun di dua nomor, menganggap hal ini sudah biasa. Jadi, bukan hal yang aneh jika dikemudian hari seorang atlet bermain rangkap.(IR)