Nama Ana Rovita sempat menjadi buah bibir para pecinta bulutangkis tanah air. Siapa yang bisa menyangka, gadis yang masa itu masih berusia 19 tahun mampu menembus babak semifinal pada kejuaraan seakbar Djarum Indonesia Open Super Series 2010. Lawan-lawan yang di kalahkan pun merupakan pemain putri dunia. Salah satunya lawan yang di kalahkan adalah peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin Yulianti.
Namun, cedera yang sempat menggerogoti pemain putri jebolan PB Djarum ini sempat membuat prestasinya tercecer. Tetapi putri kelahiran Jepara ini tak pernah patah semangat. Perlahan tapi pasti catatan prestasinya mulai membaik. Peringkat dunianya pun melonjak. Peringkat dunia nya yang sempat melorot ke urutan 249 kini semakin mendekati 100 besar dunia. Di akhir tahun 2013 ini Ana menutupnya dengan peringkat 106 dunia. Ini berkat beberapa prestasi yang ia capai pada turnamen di penghujung tahun 2013.
Di beberapa turnamen dalam negeri, prestasi Ana tak kalah kemilaunya. Ana memanfaatkan ketidakhadiran Febby Angguni dengan baik pada putaran pertama Sirnas yang berlangsung di Balikpapan. Ana memang lebih sering berseteru dengan Febby, rekan sekaligus lawan terkuatnya di Sirnas. Di Balikpapan, Ana menjadi yang terbaik pada nomor tunggal dewasa putri.
Sukes di turnamen Sirnas Pertama berlanjut pada Sirnas kedua yang di mainkan di Lampung. Kembali Ana menorehkan prestasi gemilang. Lagi-lagi, pemain bertubuh mungil ini berdiri di podium tertinggi untuk menerima kalungan medali sebagai juara tunggal putri.
Rupanya Febby memang menjadi batu sandungan bagi Ana. Pada Sirnas Jakarta Open 2012, meski sudah berjuang tiga game, Ana menyerah oleh keuletan Febby di partai puncak. Ana harus puas menjadi runner up. Semifinalis menjadi hasil maksimal baginya pada kejuaraan Sirnas Jabar Open 2013.
Ana sukses membalas kontan atas kekalahannya dari Febby Angguni. Pada Sirnas Sulawesi Open 2013, giliran Ana yang memenangi pertandingan atas Febby. Ana menjadi juara setelah memenangi laga dua game di babak final atas Febby.
Rupanya perseteruan Ana berlanjut pada kejuaaan berskala Internasional yang di langsungkan di dalam negeri. Ana menyerah rubber game atas Febbydi babak kedua Indonesia International Challenge 2013 yang di langsungkan dikota pahlawan, Surabaya.
Pertemuan Ana dengan Febby terus berlanjut. Kali ini dengan lokasi di luar negeri. Di dua turnamen yang di langsungkan di Eropa dan satu kali di Asia, kedua pemain ini harus bertumbukkan. Pada kejuaraan Belgia International Challenge 2013, Ana yang harus merangkak dari babak kualifikasi menyerah di babak kedua atas Febby.
Sepekan setelah di Belgia, Ana tampil di kejuaraan Kharkov International 2013 yang berlangsung di Ukraina. Ana Rovita berhasil menciptakan dua final dengan lawan yang sama, Febby Angguni. Sayang, Ana menyerah di partai final dari rekannya Febby Angguni.
Ana kemudian kembali merebut gelar juara pada turnamen dalam negeri. Di ajang Sirnas Jawa Tengah Open 2013, Ana menjadi kampiun. Kemenangan menjadi semakin lengkap setelah Ana membayar langsung atas kekalahannya di beberapa kejuaraan dari Febby Angguni. Ana menjadi juara setelah berjuang tiga game di partai final atas Febby.
Namun di penghujung tahun, Ana kembali terbentur Febby. Ana hanya mampu menjadi runner up di ajang India International Challenge, sementara Febby keluar sebagai juara. Secara total, prestasi Ana semakin membaik di tahun 2013 dengan meraih empat gelar juara Sirnas dan dua kali menjadi runner up turnamen International Challenge. (AR)